> Saya baru menikah 2 tahun. Saya sangat mengerti dan menyadari posisi > suami dalam keluarga inti menurut agama Islam. > Namun demikian, dalam hal teknis saya merasakan > bahwa suami juga perlu meringankan tugas istri sehari-hari di rumah. > Suami dan saya sedang studi di LN, dimana segala sesuatu harus dikerjakan > keluarga inti. Saya mengerti bahwa kami berdua sangat sibuk, tapi untuk > hal-hal rutin di dalam rumah, suami cenderung tidak membantu saya. Apakah > salah kalau saya minta tolong padanya ? > Saya berencana kalau anak saya laki-laki, saya akan berusaha untuk > mengajarkan bahwa pekerjaan rumah bukanlah hanya tanggung jawab wanita. > Boleh kah ? Sampai sebatas manakah sebenarnya tanggung jawab wanita > dalam mengurus 'chores' di rumah? Apakah hal ini termasuk dalam namanya > feminism ? Karena suami saya sering menyindir keluhan saya dalam hal ini > dengan menceritakan tentang feminism... > Apakah ini ada hubungannya dengan latar belakang keluarganya yang > patrilineal ? Apakah patrilineal yang terbaik dan sesuai dengan Islam ? Jawaban: Assalamualaikum, Dalam sejarah hidupnya yang harum semerbak, Rasulullah kerapkali melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Beliau menjahit baju, membersihkan terompah, hingga menyapu kamarnya sendiri. Dalam Al Qur'an digambarkan bahwa "Wanita adalah pakaian bagi lelaki dan lelaki adalah pakaian bagi wanita". Kedua landasan syar'i di atas, pertama adalah contoh hidup Rasulullah SAW, dan kedua adalah ayat Al Qur'an telah menjawab kerisauan Anda. Islam tidak pernah sekaku yang sering dibayangkan oleh banyak orang. Islam selalu memandang maslahat kehidupan manusia. Yang terpenting dijaga adalah bagaimana selalu menempatkan keadilan sebagai dimensi terpenting dalam menyikapi segala fenomena yang ada. Maksud saya, ketika Islam membolehkan bagi lelaki untuk melakukan pekerjaan rumah, lantas kaum wanita melupakan tugas-tugas priorotasnya sebagai penanggung jawab urusan dalam rumah tangga. Sebaliknya, jangan karena Islam memprioritaskan tugas-tugas dalam rumah tangga kepada kaum hawa, lantas suami merasa "diharamkan" untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam rumah. Wassalam,
1 komentar:
bagussss.........
Posting Komentar