Memahami Psikologi Suami Istri (Part 1)

Artikel ini saya ambil dari myquran.com, semoga bermanfaat.. ^_^
Ini akan membahas tentang perbedaan antara suami (laki2) dan isteri (wanita) dari sisi psikologis. Perbedaan fisik keduanya tidak dibahas disini.Ane sarikan dari terjemahan buku Saikulujiyyah ar-Rujul wa al-Mar'iah, karya Dr. Thariq Kamal an-Nu'aimi.

1. Perbedaan Menanggapi Permasalahan

Laki2 menganggap dirinya diciptakan untuk memecahkan masalah. Perilaku ini dianggap sebagai sebuah pengungkapan cintanya kepada perempuan. Wanita menganggap bahwa dia tidak memerlukan pemecahan, yang diinginkan adalah suaminya ikut merasakan dan ikut berempati.

Contoh: seorang istri yang masuk rumah sakit untuk menjalani operasi. Setelah operasi berhasil dan keluar dari RS ada tanda kegelisahan dari istri disebabkan karena bekas yang kelihatan buruk akibat operasi. Istri curhat pada suaminya dan dijawab:
"Masalah sepele, ga usah pedulikan. Kan bisa operasi kecantikan, kamu bisa bebas dari noda itu. Masalah ini kecil dan penanganannya juga mudah"
Jawaban ini menambah sedih istrinya dan membuatnya marah, karena ia merasa suaminya tidak memahami hakikat perasaan sedihnya bahkan meminta untuk operasi kembali.


Seharusnya yg perlu dilakukan suami adalah berempati pada istrinya. Ini akan membuat istri senang dan membuat istri merasa dekat dengan suami. Memberikan nasehat dan pemecahan justru akan menjadikan istri marah, merasa jauh darinya dan tidak mau duduk dengannya.

2. Perbedaan Perhatian Suami dan Istri

Perempuan sangat perhatian pada cinta, ngobrol2, kecantikan dan hubungan kemasyarakatan. PR jika bertemu dengan teman sesamanya, maka akan menggunakan kesempatan tersebut utk menguatkan hubungan, berusaha saling bantu satu sama lain walaupun tanpa ada permintaan. Tujuan memberikan bantuan bagi PR adalah untuk membuat dia merasa bahwa dia dicintai.

Laki2 banyak menghabiskan waktunya untuk berjuang dalam kehidupan, berjuang untuk mewujudkan tujuan2. Dunia laki2 penuh dengan permasalahan, kesulitan dan tujuan2. Laki2 jika bertemu dengan teman laki2 yg dibicarakan adalah segala permasalahan yang dihadapi dan berusaha mencari pemecahan yang sesuai, baik permasalahan politik, keuangan, kemasyarakatan, bahkan olahraga. Dalam dunia laki2 memberikan bantuan dengan suka rela dianggap sbg suatu yg tidak dapat diterima, ditafsirkan sebagai penghinaan.

Contoh: suami istri yang yg pergi menghadiri acara walimahan temannya. Mereka sudah sampai di daerah tempat walimahan temannya hanya mereka tidak begitu mengetahui pasti alamat tersebut. Suami hanya berputar dan berkeliling2 didaerah tersebut, tidak mau menyerah dgn harapan bisa menemukan sendiri alamatnya. Beberapa saat istrinya menyarankan utk menghentikan mobil dan bertanya kepada orang lain yg tau, daripada terus menerus berputar dan berkeliling tidak ada manfaatnya. Tetapi suami tetap aja tidak mau menghentikan mobilnya hingga sampai akhirnya menemukan tempat yg dicari. Kegelisahan tampak sekali pada wajah suami saat menghadiri acara, sedikit bicara dan tingkahnya tidak bebas. Istrinya merasa bingung karena sikap dan raut muka suaminya yg tidak enak tersebut.

Apa yg dilakukan suami adalah utk memastikan kepada istrinya bahwa dia adalah org yg mampu. Mencari bantuan sama artinya dengan menggeser posisi dirinya ke posisi yg lebih rendah. Seandainya istrinya tetap diam dan tidak gelisah dan memberi kesempatan suaminya mencari sendiri alamat tersebut sampai ketemu, maka suami akan semakin cinta ke istrinya.

Ketika membicarakan dua kesalahan yang sudah biasa dilakukan. Sebenarnya inti kesalahan tidak terletak pada niat dari laki2 maupun perempuan tersebut, namun terletak pada cara dan waktu yang digunakan. Ketika jiwa pr sedang senang maka ia tidak akan menolak untuk mendengarkan laki2, yang sedang berusaha memecahkan permasalahan dgn caranya sendiri. Laki2 harus mengetahui bahwa ketika pr dalam keadaan gelisah dan tidak senang dan mengadukan permasalahannya, maka waktu itu tidak tepat untuk mengajukan suatu pemecahan/nasehat. Yang sebenarnya dikehendaki pr adalah orang lain mau mendengarkan keluhannya saja. Apabila pr sudah merasa keinginannya terpenuhi dan suami bersedia mendengarkan perkataan dan memahami perasaannya, ketika itu keadaan psikologisnya bertahap akan membaik. Setelah itu laki2 bisa masuk dalam pembicaraan dengan mengajukan beberapa usulan, bukan pemecahan.

Sementara bagi laki2, ia mau menerima nasehat dan kritikan yang membangun ketika ia memang mencarinya. Pr harus mengetahui bhw memberikan nasehat/kritikan dapat membuatnya marah dan membuat dia merasa istrinya ingin merendahkan dan menguasainya. 
 
 
3. Reaksi terhadap kelelahan dan kesulitan

Laki-laki menyikapi kesukaran dan kelelahan dengan cara objektif. Sementara perempuan dengan subjektif.
Tabiat laki2 yang pokok adalah perhatian pada sesuatu yang ada diluar, sehingga ketika seorang laki2 mengalami kesukaran maka ia
akan menarik diri dan mulai berfikir dengan cara diam, berusaha memecahkan masalah yang dialaminya utk terlepas dari
kesukaran dan kelelahan.
Tabiat perempuan yang paling asasi adalah sangat perhatian pada sesuatu yang terjadi didalam dirinya. Ketika pr mengalami kesukaran
ia akan berinteraksi dengan perasaannya utk bisa melakukan perubahan dari sisi dalam.

Menyikapi kesulitan dan kelelahan secara objektif hakikatnya adalah mengkaji, menganalisa yang telah terjadi, baru setelah itu berinteraksi
dan menentukan pemecahan yang sesuai. Sedangkan subjektif adalah menyikapinya melalui perasaan, yaitu meletakkan jiwa ditengah2
permasalahan, baru setelah itu berinteraksi dengan masalah tersebut.
Laki2 yang lelah akan berusaha mencari kelegaan dengan berusaha mendapatkan tempat yang cukup tenang jauh dari kebisingan, dan
secara umum berusaha menghindarkan diri untuk tenggelam pada perdebatan dalam bentuk apapun.
Pr ketika lelah akan berusaha mencari ketenangan dengan senang berbicara atau mempersiapkan semangat utk hari esok. Senang
berbicara dan mencari orang yang mau mendengarkan kata-katanya, kemudian mengikutsertakan dia dalam pembicaraan tersebut.

Contoh:
Suami pulang dari kerja, ia sangat lelah dan butuh istirahat. Suami masuk rumah, salam dengan istri dan anak, dan menunggu makan.
Makanan datang, dan semua duduk mengelilingi meja makan. Sebelum suami memasukkan makanan pertama kemulutnya, istrinya
tiba2 berkata:
Istri: Bagaimana keadaan pekerjaanmu hari ini?
Suami: hari ini berat
Istri: Apa yang terjadi disana?
Suami: Masalah seperti biasanya
Istri: Masalah seperti apa itu?
Suami (tampak tanda2 gelisah dan berkata) : Apakah kita bisa makan terlebih dahulu, lalu setelah selesai baru bicara?
Istri (ia diam sebentar, lalu bicara): Temanmu tadi si A baru saja telpon, ia harap kamu menghubunginya.
Suami : Iya, aku akan menghubunginya nanti sore.
Istri: Apa kira2 yang ia inginkan?
Suami (ia tampak marah dan berkata melebihi suara biasanya) : Bagaimana aku bisa tahu apa yang ia inginkan? Akan kuberitahu
setelah aku menghubunginya.


Istri: Bila A punya niat berkunjung hari jumat datang, ingat kita punya janji dengan anak2 ke kebun binatang.
Suami semakin marah dan berkata: Baik, apakah tidak bisa kita selesaikan makan dengan tenang.
Istri terlihat kesal: Baik

Selang lima menit ketika semuanya masih sedang makan, Istri mulai berbicara ketiga kalinya:
Jangan lupa, besok kita punya janji dengan dokter, kita harus pergi sebelum jam 5.
Suami: Bukankah aku minta kamu tenang dan tidak biacara?
Istri (tampak marah dan berkata dengan keras) : Allohu Akbar...ada apa denganmu? Apakah aku haram bicara denganmu? Kenapa kamu
seperti ini? Setiap hari setelah kamu pulang kerja lamu tidak mau diajak biacar, ada apa?

Istri meninggalkan meja makan dgn menggerutu dan menuju dapur sambil menangis.

Suami berontak dan meninggalkan makan juga. Ia bicara dengan suara memekak telinga : Kamu ini orang aneh! aku tidak tahu apa
permasalahanmu sebenarnya? Aku lelah setelah pulang kerja dan ingin istirahat bentar. Tapi yang aku dapati justru istri yang tidak mau
berhenti bicara.

Dari sini suami meninggalkan rumah dan pergi ke salah satu warung kopi untuk mencari ketenangan.


Laki2 yang sedang menghadapi permasalahan akan menumpahkan seluruh pikirannya untuk permasalahan tersebut. Ketika ia pulang ke
rumah, sebenarnya pikirannya belum pulang, pikirannya masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ketika ada orang yang ingin mengajak
bicara ia akan merasa terganggu. Penyebabnya adalah pembicaraan tersebut telah memotong rangkaian pikirannya atau menjauhkan dia
dari objek yang sedang ia pikirkan. Laki2 akan terus bersikap seperti ini selama permasalahannya sulit dipecahkan, sarafnya akan tetap
tegang dan mencari kesibukan dengan pekerjaan yang lain seperti membaca buku, koran, mendengar radio atau pekerjaan yang lain sampai
secara bertahap emosinya akan menjadi tenang.

Pada pr kenyataannya tidak seperti itu, perempuan akan berusaha menemukan orang yang dapat dipercaya (suami/perempuan lainnya) untuk
diajak bicara dengan panjang lebar untuk menjelaskan permasalahannya. Inilah yang ditempuh pr untuk mendapatkan kepuasan pikiran dan
ketenangan perasaan. Tabiat pr yang cenderung ekspansif ini akan merangkul semua permasalahan dalam waktu yang sama, berbeda
dengan tabiat laki2 yang fokus pada satu permasalahan. Pada kondisi ini pr akan kehilangan kemampuan untuk meletakkan mana yang
lebih utama utk dikerjakan dan mana yang bisa ditunda, ini yang menyebabkan ia merasa sedih dan terbebani, kadang pelariannya adalah
menangis. Laki2 yg melihat pr sedang sedih maka respon laki2 adalah kesal dan marah, dan yang terbayang pada dirinya bahwa ketika
itu pr sedang berusaha menyalahkan laki2 atas kesedihannya. 
 
 
 
4. Dorongan yang saling bergantian antara laki-laki dan perempuan

Laki2 akan merasa bergairah, kuat dan bersemangat apabila merasa perempuan membutuhkannya, dan bila perasaan tersebut semakin
bertambah maka gairah dan ketertarikannya kepada perempuan tersebut akan semakin bertambah. Apabila laki2 merasa perempaun
tidak membutuhkan dirinya, maka gairahnya semakin mengecil, layu, kemudian hubungan antara keduanya akan mati.

Perempuan akan merasa bergairah, kuat, bersemangat dan tertarik pada laki2, ketika ia merasa laki2 menghormati dan menghargai dirinya.
Ketika perasaan perempuan tersebut makin bertambah maka ketertarikannya pada laki2 akan bertambah pula. Apabila perempuan merasa
laki2 tidak menghormati dan tidak menghargai, maka gairahnya akan mengecil, berkurang, layu dan akhirnya ikatan keduanya akan mati.

 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

 free web counter Counter Powered by  RedCounter

About this blog

Semoga media ini bisa menambah timbangan amalku di akhirat kelak, Amiin Ya Rabbal 'alamiin. kirimkan kritik dan saran ke alamat penjagaquran@gmail.com

Buletin Jum'at

Fatwa Rasulullah

Doa dan Dzikir Rasululah SAW

Biografi Tokoh

1 day 1 ayat

Arsip Blog

Download


ShoutMix chat widget
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku