Assalamu'alaikum.... Bapak ustadz yang terhormat Saya berumur 23 tahun dan sudah bekerja di suatu perusahaan swasta. Perusahaan tersebut mayoritas non muslim. Namun saat ini begitu banyak tekanan yang ditujukan kepada kaum muslimnya. Sehingga satu demi satu rekan saya resign dari perusahaan tersebut. Yang ingin saya tanyakan sampai batas apakah toleransi yang harus kita berikan kepada kaum non muslim dimana mereka mulai berani membatasi waktu ibadah kita ? Memang di perusahaan tersebut kaum muslimin yang memiliki posisi sangatlah sedikit, meskipun ada mereka lebih banyak (maaf) menjilat atasan mereka yang non muslim. Sehingga kami merasa terpojokkan baik oleh kalangan non muslim atau dari atasan kami yang muslim. Menurut Bapak, apakah tindakan terbaik yang semestinya kami lakukan? Kadang kami sering merasa sakit hati dan sedih melihat kesewenang-wenangan ini dan ingin berontak. Tapi kami tidak mungkin melawan mereka sebab perusahaan tsb memang dimiliki oleh non muslim tsb. terima kasih atas sarannya saya sangat berharap dan berterima kasih sekali apabila bapak dapat membalas secepatnya... Wassalam, Jawaban: Assalaamu'alaikum wr.wb. "Dan (ingatlah) Aku tdk menciptakan Jin dan Manusia melainkan utk menyembah dan beribadah kepadaKu" (Adz-Dzaariyaat 56). Minimal dari ayat diatas sangat jelas bahwa sebenarnya kita hidup didunia ini punya tugas utama yang sewaktu-waktu harus dipertanggung-jawabkan, yaitu beribadah kepada Allah. Adapun hasil dari tugas/usaha kita selain itu adalah semata-mata hanyalah digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan ibadah itu sendiri, baik bagi diri sendiri maupun saudara seiman lainnya. Kemudian, disepanjang kehidupannya, manusia akan mendapat cobaan sesuai denga dalilnya: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (Al-Baqoroh 155). Dan atau "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga padahal belum datang kepadamu (cobaan)* Al-ayah" (Al-Baqoroh 214). Walaupun cobaan itu datang berbeda bagi setiap manusia, yang pasti ia akan berusaha/mengakibatkan kita menjauhkan/meninggalkan/melalaikan tugas kita yang utama. Sebagai salah satu contoh dalam kasus anda ini, anda mendapat pekerjaan yang cukup baik (mungkin) tetapi ternyata urusan ibadah jadi tersendat-sendat. Kita harus pandai dan berani memilih dalam situasi begini, mana yang harus kita prioritaskan. Untuk urusan dunia jelas bisa ditunda tetapi urusan akhirot yang sewaktu-waktu datang tidak bisa kita ketahui. Tetapi Allah telah menjanjikan bahwa: "Orang yang berjihad/bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Allah, maka akan Allah menunjukkan kepada mereka jalan-jalan Allah. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" (Al-Ankabuut 69). Saya tambahkan bahwa, salah satu ciri manusia yang beriman kepada Allah adalah rela tinggal dilereng-lereng gunung menyendiri tapi dia dapat melaksanakan seluruh perintah Allah/Rosulullah dari pada tinggal dikeramaian tapi tidak dapat melaksanakan semua perintah Allah/Rosulullah. Semua itu dia lakukan karena takut kepada Allah (lihat HR.Nasaa'i Kitabul Jihat). Jadi kalau memang anda menyadari situasi lingkungan pekerjaan anda itu memang merongrong keridhoan Allah terhadap anda, maka carilah yang lain, tidak ada gunanya anda mempertahankannya. InsyaAllah minimal berdasarkan Al-Ankabuut 69 Allah akan memberikan petunjukNya. Banyak dalil yang mengatakan begitu, silahkan anda baca hadits-hadits diseputar Kitab/Bab Jihad. Demikian yang dapat kami sampaikan utk sementara ini, kami ikut berdo'a semoga anda mendapatkan pekerjaan yang lebih barokah. Wassalaamu'alaikum wr.wb.
0 komentar:
Posting Komentar