Assalamu 'alaikum wr.wb Seorang muslimah (masalah kualitas iman bukan urusan kita lah ya) pada bulan Ramadhan ini telah berpindah agama karena dinikahi oleh lelaki non muslim. Prosesnya begitu cepat, bahkan banyak orang dekatnya tidak percaya kalau hal tersebut terjadi. Salah satu kemungkinannya adalah karena MBA (married by accident). Pertanyaan saya adalah: 1. Apakah sudah tertutup pintu tobat baginya Jawaban. Allah tidak pernah menutup pintu taubat. Kenapa hidup ini adalah sebuah proses menjadi; [menjadi baik dan juga bisa menjadi buruk]. Oleh sebab itu, dalam logika ini, pasang surut dapat saja terjadi seperti iman kita sendiri dapat mengalami pasang surut. Seperti yang dialami oleh saudari kita yang mungkin MBA. Satu point yang harus ditegaskan oleh semua umat Islam bahwa nilai kita di depan Allah terutama akan diukur dengan iman kita pada saat-saat proses kematian, sakarat. Rasulullah menegaskan bahwa siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan kalimat La ilaha illa Allah, maka dia dijamin masuk surga [mudah bangat yach?]. Artinya, pintu untuk menjadi baik, termasuk dengan cara taubat, cukup terbuka sampai ajal tiba. Tapi bukannya kami memberikan kelonggaran untuk berspekulasi dalam urusan "menjadi". Kok begitu? Bayangkan, jika dalam sehari-hari saja [maksudnya dalam keadaan normal] orang susah mengucapkan syahadat dan kalimat La ilaha illa Allah, apa mungkin orang yang bersangkutan dapat mengucapkan kalimat-kalimat tersebut dengan mudah pada saat sakaratul maut datang? 2. Jika kelak misalnya dia kembali lagi ke Islam, apa yang terutama harus diperbuat, selain tentu saja tobat nashuha. Jawaban. Biasa saja, yaitu melakukan kewajiban sehari-hari. Tentunya dia dituntut untuk tidak mengulangi kekeliruannya. Kemudian karena pernah bersalah, maka tentunya dia harus memperbaiki segala kesalahan-kesalahan dulu. Apakah dia berdosa? Jawabannya: Allah yang tahu semua itu. Mudah-mudah Allah memberikan petunjuk kepadanya. 3. Mencermati bahwa telah banyak kejadian serupa, kiat-kiat apa yang dapat digunakan untuk membentengi diri (bagi para muslimah), karena bukannya tidak mungkin hal itu merupakan bagian dari suatu skenario besar. Jawaban. Kami lihat fenomena tersebut karena alasan pragmatis. Bahkan banyak orang beragama karena alasan praktis dan pragmatis. Kiat untuk membendung pindah agama dari Islam, pertama jadikan agama sebagai pilihan yang sadar [tidak menjadi muslim karena alasan keturunan, apalagi untuk main-main-opportunis]. Kedua, hiduplah dalam nilai-nilai agama yang kita anut. Artinya jika kita menemukan segala hal yang dilarang agama, maka kita harus meninggalkannya. Akibatnya, jika zina [kumpul kebo yang berujung MBA] dilarang agama, maka semestinya dia [kita juga] berupaya menjaga diri dari perbuatan tersebut. Menurut kami, teman saudara [?] melakukan dua kesalahan, yaitu "zina' [jika benar MBA] dan kedua terobosan yang dia tempuh. Terakhir, sebagai umat pilihan [umatan wasathon] jika jangan mudah terbawa arus. Untuk itu, selalu hayati ajaran agama dan lakukan segala ajaran agama. Apakah fenomena tadi sebuah skenario besar [kristenisasi?]? Kami tidak tahu. Yang paling penting menurut kami adalah kita tidak perlu menyalahkan orang sejauh yang kita lakukan sudah kita sadari. Oleh sebab itu saran kami, pertebal iman, agar kita tidak mudah perpaling dari ajaran agama. Jika ada hal uang menggganjal, silahkan tanyakan lagi. Terimakasih Bilahittaufiq wal hidayah
0 komentar:
Posting Komentar