Nurul Ihsan Edisi 002

Berkunjung Ke Rumah Nabi
 
Berkunjung ke rumah orang yang kita cintai merupakan kebahagiaan. Dan perjalanan menuju kesana adalah perjalanan yang indah.

Marilah kita bersama-sama menempuh perjalanan yang indah itu. Kita bersama-sama akan menuju kota Madinah Al-Munawaroh, berkunjung ke rumah Rasulullah saw yang letaknya bersebelahan dengan masjid nabawi.

Kita ingin menatap wajah beliau, ingin melihat suasana di rumahnya, apa saja yang beliau lakukan kalau sedang berada di rumah, hubungan beliau dengan istri, hubungan beliau dengan pembantu, dan hubungan beliau dengan para tetangga.

1.      Wajah dan Postur اَلْوَجْهُ وَالْقَامَةُ
Mari kita dengar kesaksian guide kita, Al-Bara’ bin ’Azib ra. Ia akan menjelaskan kepada kita tentang wajah dan penampilan Nabi saw. Ia mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَجْهًا وَأَحْسَنَهُ خَلْقًا لَيْسَ بِالطَّوِيلِ الذَّاهِبِ وَلَا بِالْقَصِيرِ
”Rasulullah sw itu, orang yang wajahnya paling tampan, dan fisiknya paling ideal. Tidak jangkung dan tidak pendek. (Hr.Bukhari dan Muslim).

Anta syamsun, anta badrun. Engkau bagai mentari dan engkau bagai bulan purnama. Demikian bait-bait syair melantun untuk menvisualkan bagaimana wajah nabi yang berseri dan kasih sayang beliau kepada umatnya,memberi tanpa harap kembali.

2.      Suasana Rumahجَوُّ الْبَيْتِ
Mari kita masuk ke rumah beliau. Ya Allah, beliau tidur di atas tikar terbuat dari kulit dan dan rerumputan hingga meninggalkan bekas pada punggungnya. Tidak ada meja makan. Makannya, tidak pernah sampai kenyang Bahkan pernah keluarganya tidak masak selama tiga kali purnama atau selama dua bulan. Selama itu cukup dengan makan kurma dan minum air. Suatu hari hanya ada cuka yang menjadi lauknya, namun masih bisa menghibur isterinya dengan sanjungan ”Sebaik-baik lauk ya cukak”.

Kamar tidurnya tidak luas, kalau beliau sedang shalat malam dan hendak sujud, sementara Siti Aisyah masih berbaring tidur, maka Aisyah menekuk kakinya agar tidak mengenai kepala rasul.

3.      Orang Paling Bahagiaأَسْعَدُ النَّاس
Apa arti kesederhanaan beliau? Ternyata beliau memiliki banyak kekayaan materi. Beliau orang kaya. Sejak usia muda sudah dikenal sebagai pedagang yang jujur, profesional dan sukses. Istri beliau – Khadijah ra- seorang saudagar kaya, dan hasil pampasan perang juga berlimpah ruah di hadapan beliau. Lalu...? Ya, para sahabat bertanya kepada beliau tentang apa yang mereka infakkan? Sebagai jawaban, Allah menurunkan ayat berikut:
وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ
“Dan mereka bertanya kepadamu ‘apa yang mereka infakkan’. Jawablah : “Yaitu yang lebih dari kebutuhan” (Qs. 2 Albaqarah/ 2: 219).

Rasulullah saw membatasi kebutuhan pribadi dan keluarganya seminimal mungkin. Selebihnya, beliau infakkan untuk umatnya di jalan Allah. Allahumma shalli wa sallim ‘alaih. Bandingkan dengan kebutuhan kita...! Patutkankah kita mengatakan tidak ada sedikitpun kelebihan untuk berinfak di jalan Allah?

Walau hidup sederhana dan bersahaja, beliau adalah orang yang paling berbahagia di dunia ini, terlebih di akhirat nanti. Sabda beliau:
طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ إِلَى الْإِسْلَامِ وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافًا وَقَنَعَ
”Berbahagialah orang yang mendapat hidayah Islam, hidupnya sederhana dan qona’ah (ridha dan senang dengan apa yang ada)” ((hr.Tirmidzi)

Bagaimana tidak berbahagia orang yang menggenggam seisi dunia?

Rasulullah saw bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
”Siapa yang berpagi hari dalam keadan aman di tempat tinggalnya, sehat badannya, dan terpenuhi kebutuhan hari itu, maka seolah-olah dunia seisinya telah dikumpulkan untuknya” (Hr.Tirmidzi).

Beliau bersyukur kepada Allah dan memujiNya atas segala nikmat yang beliau terima dan nikmat yang Allah berikan kepada siapapun diantara hambaNya.

4.      Pekerjaan Rumahأَعْمَالُ الْمَنْزِلِ
Bagaimana rasulullah saw dengan kerjaan rumah?  Subhanallah, ternyata beliau bukan orang yang suka menuntut. Bukan orang yang serba minta dilayani keperluannya. Buklan... dan sekali lagi bukan type itu. Bukankah sebaik-baik pelayan adalah tangan kita sendiri?.

Mari sekarang kita dengar kesaksian isteri beliau dan ibunda orang-orang beriman, Siti Aisyah ra.
كَانَ بَشَرًا مِنْ الْبَشَرِ يَفْلِي ثَوْبَهُ وَيَحْلُبُ شَاتَهُ وَيَخْدُمُ نَفْسَهُ
”Beliau adalah seorang manusia. Menjahit pakaiannya, memerah susu kambingnya dan melayani dirinya sendiri” (Hr.Ahmad).

Kalau kita suka ikut menangani pekerjaan rumah keluarga kita, berarti kita mengikuti keteladanan nabi saw. Siti Aisyah menambahkan:
كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ
”Rasulullah saw membantu pekerjaan keluarganya. Jika tiba waktu shalat, beliau keluar menuju shalat” (Hr.Bukhari).

Pekerjaan tidak menyibukkan beliau dari shalat, dan shalat tidak melalaikan beliau untuk membantu keluarganya.

5.      Bersama Istriمَعَ الْأََهْلِ
Adapaun tentang hubungan beliau dengan istri-istrinya beliau memegang prinsip ”Tidaklah memuliakan istri kecuali suami yang mulia, dan tidaklah meremehkan istri kecuali suami yang tercela”(Hr.Ibnu Asakir).

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
”Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah sebaik-baik kalian dalam bersikap terhadapkeluargaku” (Hr.Ibnu Majah).

6.      Bersama Pembantuمَعَ الْخَادِمِ
Belum lengkap kunjungan kita kalau belum mendengar pembantu yang melayani beliau selama sepuluh tahun. Dia adalah Anas bin Malik.ia menuturkan pengalamannya membantu Rasulullah saw.
خَدَمْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ سِنِينَ فَمَا قَالَ لِي أُفٍّ وَلَا لِمَ صَنَعْتَ وَلَا أَلَّا صَنَعْتَ
 ”Sepuluh tahun aklu melayani nabi saw. Tidak pernah beliau berkata ’Hus’ kepdaku, dan tidak pernah mengatakan ’mengapa engkau lakukan ini atau mestinya engkau tidak lakukan itu” (Hr.Bukhari).

Apalagi memukul. Beliau saw pantang melakukannya, kecuali dkala sedang berada dalm perang. Siti Aisyah menuturkan:
مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ وَلَا امْرَأَةً وَلَا خَادِمًا إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
”Tangan beliau saw tidak pernah memukul  sama sekali, baik  istri maupun  pembantu, kecuali kalau sedang dalam keadan perang di jalan Allah” (Hr.Muslim)
Maka beliau pun memerintahkan kita tidak membeda-bedakan makanan dan pakaian kita dengan pembantu. Dan jika kita menyuruh,, hendaknya kita juga membantu dan tidak lepas tangan sama sekali.

Orang-orang yang bertetangga dengan nabi saw merasakan kedamaian dan kenyamanan. Karena beliau adalah imamnya rang-orang beriman. Sedangkan orang beriman itu pasti memuliakan dan berbuat baik kepada tetangganya.

7.      Bersama Tetanggaمَعَ الْجِيْرَانِ
Dalam hubungan bertetangga, ada pesan special dari rasulullah saw untuk Abu Dzarr Al-Ghifari.
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ
”Wahai Abu Dzarr, jika engkau masak maraq (gule arab) maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah para tetanaggamu” (Hr.Muslim).

8.      Oleh-oleh dari Nabiثَمْرَةُ الْيَدِ
Sementara kunjungan kita ke rumah Rasulullah saw kita akhiri sampai disini dulu. Janganlah pulang dengan tangan hampa. Ini ada oleh-oleh do’a yang beliau ajarkan:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
”Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu: petunjuk, ketaqwaan, kesucian dan kekayaan”  (Hr.Muslim). Amin.

Sampai jumpa pada traveling berikutnya.
Cilacap 17 desember 2010



Nurul Ihsan Edisi 001

Napak Tilas Hijrah Nabi Muhammad saw
اِقْتِفَاءُ هِجْرَةِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
  

Stamina Perjuangan حَيَوِيَّةُ الْكِفَاحِ
Kini, lebih dari seperempat abad telah berlalu. Hasilnya? Sungguh mengagumkan. Kesadaran kembali ke pangkuan ajaran Islam telah menjadi fenomena umum. Dorongan untuk menjadikan ajaran syari’at islam sebagai pemandu semakin laju bersama denyut nadi kehidupan sehari-hari. Generasi kita semakin gigih mengkaji islam, semakin kritis menyoroti segala penyimpangan, dan tengah berusaha keras memahami solusi-solusi yang diberikan Islam untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan di era modern, dengan keyakinan penuh bahwa islam-lah jawabannya, al-islamu huwal-hall.
Para pionir kebangkitan islam banyak yang sudah kembali ke alam keabadian, sebagai orang-orang yang jujur, syuhada dan shalihin. Selanjutnya, tanggung jawab itu telah berpindah di atas pundak kita. Maka dari itu, kita membutuhkan stamina perjuangan yang memadai. Yaitu dengan nutrisi ilmu, ruhiyah dan amal shalih dipandu perencanaan yang matang serta gerakan (harokah) terkordinir yang simultan.  Patutlah kita renungkan firman Allah berikut:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
“Diantara orang-orang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang telah gugur /syahid dan diantara mereka ada pula yang menunggu dan mereka tidak sedikitpun merubah janjinya” Qs. Al-ahzab: 23
Grand Design Da’wah  (اَلتَّخْطِيْطُ الْعَامُّ لِلدَعْوَةِ)
Peristiwa hijrah di zaman nabi Muhammad saw bukanlah peristiwa tiba-tiba melainkan merupakan bagian dari rencana besar (Grand Design) dalam strategi da’wah. Bermula dari umur 40 tahun saat pertama kali menerima wahyu dari Allah dan dipilih menjadi seorang rasul dan berakhir pada umur 63 tahun saat beliau kembali ke haribaan Allah. Dengan demikian, maka beliau mengemban tugas da’wah selama 23 tahun dan berhasil menuntaskannya dengan sempurna. Da’wah beliau telah berhasil mengubah  dari umat jahiliyah menjadi umat tauhid, dari umat cerai berai menjadi bersatu, dari umat lemah menjadi kuat, umat hina menjadi mulia, umat miskin menjadi kaya, dan dari umat sesat menjadi guru dunia
Singkatnya, menjadi umat terbaik (khaira ummah) yang hadir di tengah percaturan global dengan misi menyeru kepada kebajikan, mencegah kemungkaran yang dibangun di atas pondasi keimanan. Allah swt berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Adalah kalian itu sebaik-baik umat; memerintahkan kebaikan,  mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah”(Qs. 3: 110)

Secara garis besar, tahapan da’wah Nabi saw dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum Hijrah / Periode Makkah (13 Th):
1.      Dakwah secara rahasia / Sirriyyah (3 Th) اَلدَّعْوَةُ السِّريِّةُ
Rasulullah saw mengawali da’wahnya secara rahasia. Beliau mengajak orang-orang yang memiliki kedekatan keluarga, kedekatan persahabatan dan orang yang beliau kenal memiliki potensi menerima da’wah, atau setidaknya kalau toh menolak tidak menjadi gangguan bagi da’wah.
Orang-orang yang pertama beriman pada tahapan ini adalah Khadijah ra, Abu Bakr Siddiq, Ali Bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah dan Bilal bin Rabah. Khadijah lalu berda’wah di kalangan kaum wanita, Abu Bakr berda’wah di kalangan para tokoh dari kelas sosial menengah ke atas, Ali bin Abi Thalib berda’wah di kalangan remaja, sedangkan Zaid dan Bilal di kalangan para budak sahaya. Jadi, da’wah Islam bukan untuk kelas masyarakat tertentu, bukan pula untuk membenturkan antara kaum miskin dan kaum kaya. Semua orang mempunyai kedudukan yang sama di hadapan da’wah. Inilah hakikat dakwah yang tidak boleh dilupakan.
Hingga berakhirnya tahapan da’wah secara rahasia ini, ada 40 hingga 50 orang yang memeluk Islam. Mereka mendapat pembinaan  (tarbiyah) dari rasulullah saw secara rutin di rumah Al-arqam untuk menguatkan keimanan dan penataan amal da’wah. Tahapan ini berakhir dengan masuk Islamnya Umar bin Khattab dan Hamzah bin Abi Thalib.

2.      Dakwah secara terbuka / Jahriyyah (7 Th)      اَلدَّعْوَةُ الُجَهْرِيَّةُ
Tahapan da’wah secara terang-terangan dimulai setelah turunnya ayat:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
“Maka serukanlah apa yang diperintahkan kepadamu dengan terang-terangan; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”Qs. 15:94
Kaum muslimin mulai dihadapkan pada tantangan dan ujian. Kaum musyrikin Makkah tidak segan-segan melakukan intimidasi dan penyiksaan terhadap orang-orang Islam yang tidak memiliki pembela dari keluarganya.  Bilal disiksa oleh Umayyah dengan cambuk dan ditelentangkan di tengah gurun sahara di bawah terik panas matahari dengan batu besar diletakkan di atas dadanya. Khabbab bin Aratt dibakar punggungnya,  Nabi saw sedang shalat dicekik lehernya, sedang sujud ditimpa kotoran onta dipungguhnya, sedang berjalan dilempar tanah dan debu, disamping cercaan dan cacian. Bahkan pasangan suami istri - Sumayyah dan Yasir- gugur sebagai syuhada karena disiksa.
Walaupun menghadapi ujian berat, tak ada satupun yang murtad berpaling meninggalkan agamanya. Selanjutnya Rasulullah saw menganjurkan sebagian para sahabat berhijrah ke negeri Habasyah (Etiopia), dan tercatat dua kali keberangkatan rombongan hijrah ke Habasyah. Negeri ini dipilih oleh nabi saw sebagai tempat hijrah karena rajanya - yaitu raja najasyi - dikenal adil dan tidak berlaku zhalim terhadap orang yang ada di bawah kepemimpinannya. Najasyi pun akhirnya masuk islam setelah mendapat paparan da’wah.
Para sahabat yang hijrah ke Habasyah tersebut, nantinya baru bisa bertemu kembali dengan rasulullah saw pada tahun ke 6 setelah hijrah. 

3.      Merintis Tegaknya Negara (3 Th)  إِقَامَةُ الَّدوْلَةِ
Pada tahun ke 10 setelah kenabian, Abu thalib dan Khadijah ra wafat. Maka tantangan yang dihadapi nabi semakin berat. Beliau lalu mencari lahan da’wah di luar Makkah. Lalu berangkatlah ke Thaif bersama Zaid bin haritsah. Namun apa mau dikata, ternyata perlakuan penduduk Thaif terhadap nabi saw lebih sadis dibanding kaum Quraisy. Akhirnya beliau pulang berdarah-darah karena lemparan batu orang-orang yang dihasut para pemukanya.
Musim haji pun datang. Nabi mulai menyampaikan da’wahnya kepada kabilah-kabilah yang datang ke Makkah di musim haji. Pada tahun 11 setelah kenabian, masuk islam-lah 6 orang dari Yatsrib (nama Madinah sebelum hijrah). Lalu pada musim haji berikutnya yakni pada tahun 12 setelah kenabian, jumlah mereka menjadi 12 datang menemui nabi sebagai orang-orang yang telah beriman. Ketika mereka kembali ke Madinah, nabi menyertakan sahabat Mush’ab bin Umair yang mendapat tugas  membimbing mereka dalam berislam.
Da’wah Islam yang dipimpin oleh Mush’ab berhasil masuk ke setiap rumah di Madinah. Maka pada musim haji tahun berikutnya, yakni tahun ke 13 setelah kenabian, rombongan dari Madinah bertambah menjadi  75 orang datang ke Makkah menemui nabi dan berjanji akan membela nabi seperti mereka membela anak dan istri mereka jika nabi hijrah / pindah ke Madinah. Seperti itulah peristiwa hijrah dipersiapkan dengan matang. 

Setelah Hijrah / Periode Madinah (10 Th):
4.      Mengokohkan Pilar-pilar Negara Madinah (6 Th)تَثْبِيْتُ دَعَائِمِ الدَْوْلَةِ
Setiba nabi di Madinah, kaum muslimin telah memiliki basis geografis (wilayah Madinah) dan basis demografis (kaum Muhajirin dan Anshar). Selanjutnya nabi membuat perjanjian dengan kaum musyrikin dan kaum Yahudi, perjanjian tersebut lalu lazim disebut dengan Piagam Madinah. Maka terbentuklah negara Madinah, dan nabi sebagai kepala negaranya.
Dalam rentang waktu enam tahun sejak hijrah, pilar-pilar negara Madinah dikokohkan menghadapi serangan-serangan musuh. Pada tahun ke 2 terjadi perang Badr, dan pada tahun berikutnya perang Uhud. Makar orang-orang Munafik Madinah, Yahudi Bani Qainuqa’, bani Nadhir dan bani Quraizhah  datang bertubi-tubi hingga terjadinya perang Khandaq atau perang ahzab dimana Madinah dikepung pasukan sekutu yang terdiri dari musyrikin quraisy, bani ghathafan, orang-orang yahudi dan kaum badui di luar madinah serta yahudi bani quraizhah dari dalam Madinah.
Fase ini berakhir dengan disepakatinya perjanjian Hudaibiah antara nabi (negara Madinah) dan musyrikin Quraisy (negara Makkah) yang memuat gencatan senjata / hubungan damai selama 10 tahun.  Selanjutnya pasukan Islam menuju dan menaklukkan Khaibar, benteng terakhir kaum yahudi yang menjadi pusat makar dan konspirasi. Usai penaklukan Khaibar, rombongan para sahabat yang tinggal di Habasyah datang. Maka bersatulah kegembiraan dengan penaklukan Khaibar dan kedatangan rombongan pimpinan Ja’far bin Abi Thalib tersebut.

5.      Menyebarkan Islam ke Segala Penjuru (4 Th)نَشْرُ الْإِسْلاَمِ فِي الْعَالَمِ
Tibalah saatnya menyebarakan Islam ke seluruh penjuru dunia. Nabi mengirim para utusan membawa surat da’wah kepada Hiraclius kaisar Romawi, raja Persia, dan para raja lainnya yang bisa dijangkau oleh sarana transportasi waktu itu.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Akan tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui”Qs. 34: 28
Semakin sempurna penyebaran da’wah Islam setelah ditaklukkannya Makkah oleh kaum muslimin kaum Quraisy. Orang-orangpun berbondong-bondong masuk Islam seperti disebutkan dalam surat an-nashr. 

Pelajaran dari Hijrahدُرُوْسٌ مِنَ الْهِجْرَةِ
Walaupun hijrah dari Makkah ke Madinah tidak diperlukan lagi setelah Makkah menjadi wilayah kaum muslimin. Akan tetapi esensi dan semangat hijrah selalu diperlukan dalam perjuangan menegakkan kebanaran. Hijrah mengajarkan kepada kita arti pentingnya perencanaan, strategi dan kegigihan disertai keyakinan penuh bahwa Allah pasti menolong hambaNya yang menolong agamaNya. Hijrah juga mengajarkan kita pentingnya pembinanan yang berkelanjutan dan terkordinir dengan baik, sehingga tidak semua beban terpikul di pundak satu dua orang saja yang mengakibatkan kelambanan bahkan kemandegan, melainkan terdistribusikan kepada mereka yang telah terbina.
Sebelum hijrah, nabi saw menghadapi tantangan dengan hujjah dan argumentasi. Sedangkan setelah hijrah, nabi saw menghadapi lisan dengan lisan, menghadapi hujjah dengan hujjah, menghadapi kekuatan dengan kekuatan, menghadapi sistem dengan sistem dan menghadapi budaya dengan budaya pula. Ya, para pemuja kebatilan tidak pernah menghadiahkan tegaknya kebenaran dengan suka rela.
 
Cilacap 10 Desember 2010
 

 

 free web counter Counter Powered by  RedCounter

About this blog

Semoga media ini bisa menambah timbangan amalku di akhirat kelak, Amiin Ya Rabbal 'alamiin. kirimkan kritik dan saran ke alamat penjagaquran@gmail.com

Buletin Jum'at

Fatwa Rasulullah

Doa dan Dzikir Rasululah SAW

Biografi Tokoh

1 day 1 ayat

Download


ShoutMix chat widget
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku