> Saya sering kali (maaf) melakukan perbuatan dosa / zinah tapi saya tiap mencoba untuk bertobat tapi selalu gagal total... bagaimana supaya saya dapat betul - betul bertobat dan tidak melakukan perbuatan tersebut.... > > wasalam Jawaban: Wa alaikum salam. Saya secara pribadi prihatin membaca surat saudara, tetapi juga bercampur haru karena saudara berani mengatakan sesuatu yang oleh banyak orang terus dirahasiakannya. Ini adalah titik baik untuk melangkah dalam memperbaiki kekurangan kita. Kesalahan adalah hal yang manusiawi. Bukankah Rasulullah pernah bersabda bahwa setiap umat manusia pernah melakukan kesalahan, tetapi orang yang paling baik di antara mereka yang pernah melakukan kesalahan adalah mereka yang terus berupaya memperbaiki dirinya. Memang tidak mudah menjadi orang baik, karena hidup kita selalu berada dalam kekuatan tarik-menarik dua kutub; apakah kita terpuruk dalam kubangan dosa, atau kita mampu meniti jalan ilahi. Disinilah iman memainkan peranan penting sebagai kekuatan penggerak dalam kita bersikap, dan agama sebagai petunjuk hidup. Artinya, seseorang baru dapat dikatakan beragama jika dia telah dan terus menjadikan petunjuk agama sebagai lintasan untuk dia menapak kehidupan duniawi. Manusia adalah makhluk religious, yang diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Namun demikian, eksistensi manusia tidak statis; banyak dialektika. Manusia adalah makhluk yang terus bergelut dalam upaya "menjadi". Pada prinsipnya, manusia dibekali dengan potensi. Disebutkan dalam al-Qur'an, berbahagialah orang yang terus berupaya memproses potensi dirinya (termasuk kualitas iman) untuk menjadi lebih baik, dan celakalah orang yang terus membiarkan dirinya terjebak dalam dominasi kekuatan yang mendorong dan merongrong dirinya terus melakukan kesalahan. Ketika kesalahan adalah suatu hal yang manusiawi, tidak berarti bahwa perbuatan yang terus tenggalam ke dalam dosa menjadi sesuatu manusiawi. Jika hal ini yang terjadi, maka artinya, kita hanya mewarisi dan mengembangkan potensi iblis (hawa nafsu=keburukan) saja dalam proses keseharian kita. Sebagai makhluk yang religious, pada saat itulah "spirit ilahiah" diharapkan dapat membisikan nuansa nilai-nilai kebaikan ke dalam hati nurani kita. Betul bertobat bukan hal yang gampang, tetapi bukan berarti tobat itu sesuatu yang mustahil. Bahkan upaya diri untuk menjadikan yang lebih baik juga tidak mudah. Lalu kalau begitu apa kiat sederhana untuk sukses dalam bertobat. Berikut refleksi pemahaman saya. Pertama; tidak orang ada yang dapat menjanjikan keberhasilan tobat orang lain, karena tobat pada inti perjanjian seseorang dengan dirinya sendiri dan Allah bahwa dia tidak akan lagi melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Karena tobat adalah persoalan hati yang paling dalam dan berkisar pada tataran nurani-abstrak, maka kontrol internal (iman) adalah sebagai palang pintu dan kekuatan yang dapat dimobilisasi untuk proses tobat. Artinya, keberhasilan tobat hanya dapat ditentukan oleh KEMAMPUAN IMAN KITA DALAM MENGHADIRKAN ALLAH secara total sebagai Dzat yang selalu mengawasi tingkah laku bahkan niatan kita. Ingat! satu ciri orang bertaqwa adalah kesadarannya bahwa dia tidak pernah lupa kepada Allah, di mana, kapan dan dalam keadaaan apa saja. Saya yakin bahwa jika kita mampu menghadirkan Allah dalam kesadaran iman sebagai "Teman" menuju kebaikan, maka kita pasti akan selalu hati-hati dalam bertindak. Kedua, di atas saya telah katakan bahwa tobat bermuara pada keingingan keras hati nurani untuk melawan segala kebobrokan yang pernah kita lakukan. Oleh sebab itu, kiat kedua, setiap kali kita mau melakukan sesuatu, coba jadikan hati nurani kita sebagai sumber kekuatan dan "kebenaran". Bukankah saidina Ali pernah berpesan agar kita selalu meminta fatwa hati nurani? Saya yakin bahwa tobat akan berhasil dan terasa mudah jika kita mampu menghadirkan Allah selalu dalam kesadaran iman kita, dan menjadikannya sebagai kekuatan nurani untuk membimbingkan ke arah yang benar. Terakhir saya perlu menegaskan bahwa tobat sangat bersifat pribadi. Oleh sebab itu, tegaskan dalam hati saudara bahwa keberhasilan tobat hanya ditentukan diri saudara sendiri. Karena untuk menjadi orang baik adalah tidak mudah, maka kita perlu selalu ingat "Hidup ini adalah perjuangan dan keyakinan bahwa Allah selalu bersama kita". Wa Allah 'A'lam bi l-shawab. Wassalah. Montreal, 20 Januari 2000 Noryamin Aini
0 komentar:
Posting Komentar