Maksiat dan Pengaruhnya

Seorang siswa yang melanggar tata tertib di sekolah misalnya, dia akan mendapatkan sanksi. Pengendara mobil atau motor yang menerobos lampu merah contohnya, dia juga akan mendapatkan masalah, mulai dari dimaki-maki orang, ditilang polisi, bahkan mendapat kecelakaan.
 
Begitu pula, Allah telah membuat peraturan dan hukum untuk kebaikan kita, bila kita mentaati tentunya.  Pelanggaran terhadap peraturan dan hukum Allah kita kenal dengan sebutan maksiat.
 
Dasar-dasar maksiat
 
Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang besar maupun yang kecil, bermuara pada tiga hal.
 
  1. Terikat hatinya pada selain Allah, seseorang yang hatinya terikat pada selain Allah akan bermuara pada perbuatan menyekutukan Allah (syirik).
 
  1. Mengikuti nafsu amarah, orang yang memperturutkan nafsu amarahnya akan melakukan perbuatan zolim, dan sampai pada tindakan membunuh.
 
  1. Memperturutkan Syahwat, orang yang terlena dan memperturutkan nafsu syahwatnya akan jatuh pada perbuataan keji dan melakakan perbuatan zina
 
Dan seseorang sangat mungkin terjatuh dan melakukan semua muara dosa di atas sekaligus. Oleh karenanya Allah telah memberi gambaran kepada kita tentang sifat-sifat ‘Ibadurrahman (hamba-hamba Allah) diantaranya :
 
”Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (Al-Furqaan: 68)
Oleh sebab itu agar terhindar dari jebakan kemaksiatan, manusia harus melakukan lawan dari ketiganya, yaitu:
a.       Menguatkan keimanan dan hubungan hati dengan Allah swt. dengan senantiasa mengikhlaskan segala amal perbuatan hanya karena Allah.
 
b.      Mengendalikan rasa marah, karena marah merupakan pangkal sumber dari kezhaliman yang dilakukan oleh manusia.
 
c.       Menahan diri dari syahwat yang menggoda manusia sehingga tidak jatuh pada perbuatan zina
 
Pengaruh Maksiat
 
Pengaruh maksiat pada pribadi
 
·         Berkurangnya Iman
Maksiat yang dilakukan oleh seseorang dapat menyebabkan berkurangnya iman orang tersebut,
 “Sesungguhnya iman itu bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan”.
 
·         Kehilangan Iman
Bahkan maksiat dapat menghilangkan keimanan orang yang melakukannya sebagaimana hadis Nabi : 
 “Tidaklah orang yang berzina itu ketika dia berzina dalam beriman, tidaklah orang yang mencuri itu ketika ia mencuri dalam keadaan beriman, dan tidaklah orang yang meminum khamer itu ketika ia minum dalam keaadaan beriman”. (HR. Bukhari)
 
·         Tertutupnya hati
Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah Roon (rona) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (HR At-Tirmidzi).
 
·         Rizkinya terhalang
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba diharamkan mendapat rezeki karena dosa yang dilakukannya” (HR Ibnu Majah dan Hakim)
 
·         Hafalan dan daya ingat buruk
Berkata Imam As-Syafi’i, “Saya mengadu pada Waqi’i tentang buruknya hafalanku. Beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Dan memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.”
 
·         Hilangnya nikmat Allah dan potensi diri
Umar bin Khattab berwasiat ketika melepas tentara perang: ”Dosa yang dilakukan tentara (Islam) lebih aku takuti dari musuh mereka. Sesungguhnya umat Islam dimenangkan karena maksiat musuh mereka kepada Allah. Kalau tidak demikian kita tidak mempunyai kekuatan, karena jumlah kita tidak sepadan dengan jumlah mereka, perlengkapan kita tidak sepadan dengan perlengkapan mereka. Jika kita sama dalam berbuat maksiat, maka mereka lebih memiliki kekuatan. Jika kita tidak dimenangkan dengan keutamaan kita, maka kita tidak dapat mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.”
Pengaruh maksiat pada keluarga
Ø Lenyapnya suasana harmonis dalam rumah tangga
Interaksi kita dengan Allah sangat berengaruh pada interaksi kita pada istri/suami,anak dan anggota keluarga yang lain, ketika kita sedang dekat dengan Allah, rajin beribadah baik yang wajib apalagi ditambah dengan ibadah sunnah, meninggalkan dosa-dosa kecil maupun besar, coba perhatikan dan rasakan niscaya istri/suami, anak dan anggota keluarga akan dekat dengan kita dan suasana dalam rumah tangga akan terasa harmonis. Begitu pula sebaliknya.
 
Ø Keluarga berantakan
Namun bila kita melakukan maksiat dan terus bermaksiat, dapat dipastikan keharmonisan dalam rumah tangga lambat laun akan berkurang bahkan akan hilang dan akan berganti dengan ketidak nyaman dan bahkan bisa saja keluarga menjadi berantakan bahkan tidak tertutup kemungkinan terjadi pereraian dan anak-anak menjadi korban
 
Pengaruh maksiat pada masyarakat
Hilangnya keberkahan dan rahmat Allah
Allah menjanjikan apabila penduduk satu negeri beriman dan bertakwa, niscaya Allah akan membukakan keberkahan dari langit dan dari bumi, dalam surat Al A’raf ayat 96 Allah berfirman : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Demikianlah janji Allah, sebaliknya bila penduduk negeri tersebut tidak beriman dan bertakwa bahkan kemaksitan merajalela, niscaya murka Allah akan menghampiri mereka.
 
Terjadi keresahan dan kekacauan pada masyarakat
Tidak ada satupun kemaksitan oleh seseorang keuali akan menimbulkan keresahan baik dalam diri sipelaku maupun orang lain, penurian, perampokan, pembunuhan, dan semua hal yang mengandung unsurmaksiat pasti menyisakan rasa tidak nyaman dan keresahan bahkan kekaauan dalam masyarakat
  
Terjadinya musibah yang dahsyat
Allah SWT mengingakan kita dalam surat Al Anfal ayat 25 : “Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
bahwa maksiat yang dilakukan oleh seseorang atau sekelomok orang dapat mendatangkan musibah yang ternyata dapat menimpa siapa saja, oleh karena itu kita harus mencegah maksiat siapapun pelakunya.
 
Allahu’alam bishowab


0 komentar:

Posting Komentar

 free web counter Counter Powered by  RedCounter

About this blog

Semoga media ini bisa menambah timbangan amalku di akhirat kelak, Amiin Ya Rabbal 'alamiin. kirimkan kritik dan saran ke alamat penjagaquran@gmail.com

Buletin Jum'at

Fatwa Rasulullah

Doa dan Dzikir Rasululah SAW

Biografi Tokoh

1 day 1 ayat

Arsip Blog

Download


ShoutMix chat widget
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku