Pengharapan terakhir


Sisi hitam
1. Over cemburuan
2. Kadang juga over posesif
3. Kalo ngomong muter – muter, bungkusannya terlalu banyak
4. Kadang juga pinter ngeles ato bikin alesan

Sisi Putih
1. Sholeh
2. Baek hati
3. Dermawan
4. Dapat memanage waktu & masalah dengan baik

Kertas putih itu akhirnya tergores juga dengan tinta hitam yang keluar dari penaku. Dengan berpikir sedikit dalam, aku menuliskannya daftar sisi hitam dan sisi putih itu. Sepertinya tidak terlalu berlebihan jika aku menempuh jalan seperti ini, dan aku sudah memikirkannya dalam – dalam sebelum menulis satu persatu daftar itu, kali ini aku tidak mau salah dan tertipu.

Memang sejak aku berencana untuk menikah, aku selalu meminta petunjuk dari Allah SWT. Aku tidak mau memutuskan perkara ang sangat besar maknanya ini tanpa adanya campur tangan dari langit. dan tidak sampai di situ saja, aku juga harus berusaha agar tidak salah, dan salah satu bentuk usahaku dengan mengenal lebih jauh calon pasangan hidupku. Calon pemimpin keluargaku kelak, dan calon romeoku di dunia dan akhirat kelak.

Jangan pernah berfikir bahwa cara yang aku tempuh ini sudah di luar ketentuan yang syar’i, karena ada proses pengenalan lebih dalam tentang beliau. Duhai sahabat, sebodoh – bodohnya aku, aku masih sedikit paham mana batas – batas yang tidak boleh di langgar dalam pergaulan lawan jenis. Apalagi ini adalah perkara yang besar, maka aku bertekad tidak akan berbuka sebelum waktunya. Dan yang terjadi adalah demikian, kita sering mengetahui bagaimana proses untuk mengenal pasangan hidup kita dengan cara pacaran, ah,,,lagi – lagi mereka berdalil supaya lebih dekat dan bisa saling mengerti. Maaf, itu bukan jalanku! Jika itu aku lakukan, berarti liqo’ yang selama ini aku ikuti tidak ada hasilnya. Dan alhamdulilah, semua itu tidak terjadi.

Aku berani menuliskan beberapa kriteria dari calon pendampingku karena sudah ada titik terang di antara kita. Bukan hanya kita berdua, tetapi titik terang antara dua keluarga yang menginginkan anak – anaknya menyegerakan pernikahan. Baru tadi siang, beliau mengajak serta keluarganya untuk berkunjung kerumahku, di awali dengan silaturahim dan akhirnya mereka ‘mengaku’ juga. Mereka datang untuk melamarku. Tapi sayang, pada saat yang sangat bersejarah itu, aku sedang di luar kota untuk suatu tugas kantor.

Aku masih bingung dengan semua ini. Tidak ada petir tidak ada awan hitam, tiba – tiba banjir bandang. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa beliau melamarku secepat itu, padahal menurut kabar burung yang aku terima, beliau baru serius memikirkan hal itu setelah 2 tahun lagi. Dan itupun aku sama sekali tidak tahu bahwa target beliau adalah aku. Dan aku hanya menerima kabar tentang kedatangan mereka karena tadi siang aku mendapatkan telpon dari bunda yang menceritakan tentang hal itu. Panik, bingung, nerveus dan bahagia bercampur menjadi satu, sampai – sampai aku tak sadarkan diri saat aku di panggil berkali – kali oleh rekan kerjaku. Separuh nyawaku terbang bersama dirimu, dan ternyata memang benar kata pujangga itu.

Aku tidak mau gegabah dengan keputusan yang aku ambil, aku meminta waktu seminggu untuk memutuskan hal ini. Dan setelah sampai di penginapan, aku mengambil kertas putih lalu kugoreskan penaku di atasnya. Entah apa yang aku lakukan, tapi tanganku menuntunku untuk menulis kelebihan dan kekurangan beliau. Ini tidak terlalu sulit aku lakukan, karena aku sudah mengenalnya lama, kita bergerak dalam satu organisasi di kampus tapi setelah lulus kita tidak pernah berkomunikasi. dan baru sekarang aku benar – benar bingung dengan semua ini. Hanya kertas kecil itu yang bias aku pegang untuk memikirkan bagaimana selanjutnya aku bertindak.

Aku tempel kertas itu tepat di atap ranjangku, agar selama seminggu aku memikirkan baik buruknya untuk di kemudian hari. Tapi, semua itu hanya usaha ‘sambilan’ saja, karena usaha utama dan prioritasku adalah bermunajat kepada Allah SWT, memohon petunjuk-Nya agar diberikan jalan yang terbaik. Hampir setiap malam selama seminggu ini aku melaksanakan sholat istikharoh, jika saja beliau adalah yang terbaik agama, dunia dan akhiratku. Maka ijinkanlah aku menjadi satu sayapnya yang bisa beliau kepakkan dengan riangnnya, ijinkanlah aku menjadi pendamping hidupnya dan melahirkan para mujahid – mujahid yang dengan tegar memikul panji Allah SWT.

Ya Allah yang Maha Membolak balikkan hati, jika belia ditakdirkan menjadi pendampingku, ijinkanlah aku mengabdi kepadanya sehingga beliau ridho kepadaku, ijinkanlah aku membasuh setiap keringat yang keluar dari badannya dengan kasih sayang, ya Rabb ku yang mengetahui apa yang ada di hatiku, jika beliau tercipta bukan untukku, berikanlah dia pengganti yang lebih baik dariku, berikanlah dia kemuliaan dan keluarga yang sejahtera dunia akhirat.

Ya Rabb ku, jika dia bukan untukku, hilangkanlah semua kenangan yang pernah terjadi di antara kita agar kedua hati ini bisa saling menjaga karena kita berdua tidak halal. Namun jauh dari itu semua…. Satukanlah aku dengan dia, karena dialah yang selama ini aku nanti kedatangannya, dialah yang selama ini hadir di dalam munajatku. Ya Allah Yang Maha Pengasih, satukanlah kami berdua dengan ikatan suci pernikahan, ijinkanlah kami menjadi pengantin dunia dan akhirat, amiin. (Avicennaalrasyid)

Semarang, 11 agustus 09. 00.05

0 komentar:

Posting Komentar

 free web counter Counter Powered by  RedCounter

About this blog

Semoga media ini bisa menambah timbangan amalku di akhirat kelak, Amiin Ya Rabbal 'alamiin. kirimkan kritik dan saran ke alamat penjagaquran@gmail.com

Buletin Jum'at

Fatwa Rasulullah

Doa dan Dzikir Rasululah SAW

Biografi Tokoh

1 day 1 ayat

Arsip Blog

Download


ShoutMix chat widget
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku