1. Fadhilah Surah Al-Baqarah :
عَنْ أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ قَالَ بَيْنَمَا هُوَ يَقْرَأُ مِنْ اللَّيْلِ سُورَةَ الْبَقَرَةِ وَفَرَسُهُ مَرْبُوطَةٌ عِنْدَهُ إِذْ جَالَتْ الْفَرَسُ فَسَكَتَ فَسَكَتَتْ فَقَرَأَ فَجَالَتْ الْفَرَسُ فَسَكَتَ وَسَكَتَتْ الْفَرَسُ ثُمَّ قَرَأَ فَجَالَتْ الْفَرَسُ فَانْصَرَفَ وَكَانَ ابْنُهُ يَحْيَى قَرِيبًا مِنْهَا فَأَشْفَقَ أَنْ تُصِيبَهُ فَلَمَّا اجْتَرَّهُ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ حَتَّى مَا يَرَاهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ حَدَّثَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ اقْرَأْ يَا ابْنَ حُضَيْرٍ اقْرَأْ يَا ابْنَ حُضَيْرٍ قَالَ فَأَشْفَقْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ تَطَأَ يَحْيَى وَكَانَ مِنْهَا قَرِيبًا فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَانْصَرَفْتُ إِلَيْهِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي إِلَى السَّمَاءِ فَإِذَا مِثْلُ الظُّلَّةِ فِيهَا أَمْثَالُ الْمَصَابِيحِ فَخَرَجَتْ حَتَّى لَا أَرَاهَا
قَالَ وَتَدْرِي مَا ذَاكَ قَالَ لَا قَالَ تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ دَنَتْ لِصَوْتِكَ وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَنْظُرُ النَّاسُ إِلَيْهَا لَا تَتَوَارَى مِنْهُمْ
Dari Usaid Ibnu Hudhair bahwa pada saat ia membaca di waktu malam surah Al-Baqarah dan kudanya ditambat di sampingnya, maka tiba-tiba kudanya menjompat-lompat maka Usaid pun berhenti membaca dan kudanyapun diam, lalu ia membaca kembali maka kudanya menjompat-lompat kembali, lalu berhenti lagi dan kudanyapun diam kembali, lalu ia membaca kembali maka kudanya menjompak-lompat kembali, maka iapun menghentikan bacaannya karena anaknya Yahya berada disisinya dan ia takut anaknya cedera terdepak oleh kuda tersebut, saat kudanya telah tenang ia mendongak ke arah langit dan ia melihat seperti naungan dengan pelita-pelita kecil yang makin jauh sampai tak nampak lagi, lalu saat Shubuh ia menceritakan hal tersebut pada Nabi SAW, maka sabda Nabi SAW : Bacalah wahai Ibnu Hudhair..! Bacalah wahai Ibnu Hudhair..! Maka Ibnu Hudhair menjelaskan ia takut kudanya menendang anaknya yngg ada di dekat situ.. dan seterusnya. Lalu sabda Nabi SAW : Apakah kamu tahu apa yang kamu lihat di langit itu..? Jawab Ibnu Hudhair : Tidak. Jawab Nabi SAW : Itu adalah Malaikat yang mendekat karena indahnya suaramu, seandainya kamu terus membaca maka saat Shubuh orang-orang akan bisa melihatnya juga. [1]
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا النَّضْرُ بْنُ شُمَيْلٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ قَالَ كَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا : إِذَا قَرَأَ الْقُرْآنَ لَمْ يَتَكَلَّمْ حَتَّى يَفْرُغَ
مِنْهُ فَأَخَذْتُ عَلَيْهِ يَوْمًا فَقَرَأَ سُورَةَ الْبَقَرَةِ حَتَّى انْتَهَى إِلَى مَكَانٍ قَالَ تَدْرِي فِيمَ أُنْزِلَتْ قُلْتُ لَا قَالَ أُنْزِلَتْ فِي كَذَا وَكَذَا ثُمَّ مَضَى
Telah menceritakan pada kami Ishaq, telah mengkabarkan pada kami An-Nadhr bin Syumail, telah mengabarkan pada kami ‘Aun dari Nafi’ berkata : Adalah Ibnu Umar RA. jika sedang membaca Al-Qur’an diam tidak berbicara sampai ia selesai membaca, maka aku datang padanya pada suatu hari dan ia sedang membaca surah Al-Baqarah sampai ia selesai pada suatu batas tertentu, tiba-tiab ia berkata (padaku
–pen) : Tahukah kamu tentang apa ayat ini turun? Kujawab : Tidak. Maka ia berkata : Ia turun mengenai peristiwa ini dan itu. Lalu iapun (Ibnu Umar –pen) pergi meninggalkanku. [2]
–pen) : Tahukah kamu tentang apa ayat ini turun? Kujawab : Tidak. Maka ia berkata : Ia turun mengenai peristiwa ini dan itu. Lalu iapun (Ibnu Umar –pen) pergi meninggalkanku. [2]
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan kalian jadikan rumah kalian (seperti) kuburan, sesungguhnya Syaithan itu lari dari rumah yang dibacakan didalamnya surah Al-Baqarah.” [3]
حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ
وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ . قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِي أَنَّ الْبَطَلَةَ السَّحَرَةُ
وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ . قَالَ مُعَاوِيَةُ بَلَغَنِي أَنَّ الْبَطَلَةَ السَّحَرَةُ
Telah menceritakan padaku Abu Umamah Al-Bahiliy R.A berkata : Aku mendengar Nabi SAW bersabda : “Bacalah oleh kalian semua Al-Qur’an, karena ia akan datang pada Hari Kiamat nanti sebagai pembawa Syafa’at bagi para pembacanya, bacalah oleh kalian semua “Dua Yang Bersinar” (yaitu) Al-Baqarah dan Ali Imran, maka ia akan datang pada Hari Kiamat nanti bagaikan 2 naungan, atau bagaikan 2 awan, atau
bagaikan 2 belahan burung dari angkasa yang menghalangi para pembacanya (dari api neraka –pen). Bacalah oleh kalian surah Al-Baqarah karena barangsiapa yang mengambilnya akan dilimpahi berbagai kebaikan dan barangsiapa yang meninggalkannya akan ditimpa kerugian, dan tidak ada Al-Bathlah yang mampu mencelakainya.” Berkata Mu’awiyah : Telah disampaikan kepadaku bahwa makna Al-Bathlah yaitu Tukang-tukang Sihir/Guna-guna. [4]
bagaikan 2 belahan burung dari angkasa yang menghalangi para pembacanya (dari api neraka –pen). Bacalah oleh kalian surah Al-Baqarah karena barangsiapa yang mengambilnya akan dilimpahi berbagai kebaikan dan barangsiapa yang meninggalkannya akan ditimpa kerugian, dan tidak ada Al-Bathlah yang mampu mencelakainya.” Berkata Mu’awiyah : Telah disampaikan kepadaku bahwa makna Al-Bathlah yaitu Tukang-tukang Sihir/Guna-guna. [4]
النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلَابِيَّ يَقُولُا : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا
An-Nawwas bin Sam’an Al-Kilabiy berkata : Aku mendengar Nabi SAW bersabda : “Akan diberikan Al-Qur’an kepada para pembacanya di Hari Kiamat, yaitu orang-orang yang mengamalkannya, didahului oleh surah Al-Baqarah dan Ali Imran, maka Nabi SAW membuat 3 perumpamaan yang tak akan dilupakan setelahnya, beliau SAW bersabda : “Kedua surah itu laksana 2 awan, atau 2 naungan gelap yang diantara keduanya ada cahaya, atau 2 belahan burung besar yang menjga dan menghalangi para pembacanya (dari api neraka –pen).” [5]
0 komentar:
Posting Komentar