Di antara manusia ada yang menyembelih dirinya setiap hari dengan pisau kecemasan sehingga Anda melihatnya selalu bersedih dan risau. Dia menduga dirinnya akan gagal dalam ujian doktoral, rumahnya akan rubuh dalam jangka waktu sepuluh tahun, harga – harga akan naik, atau proyeknya akan berakhir dengan kegagalan. Dia memikul kagalauan sebesar bola bumi diatas kepalanya. Bukan itu saja, bahkan hatinya laksana gabus yang menyerap semua kecemasan, isu dan gosip sehingga kehidupannya hampir berakhir.
Sesungguhnya laki – laki ini menjalani kehidupannya seakan – akan berada di Perang Dunia yang tidak akan berakhir atau tidak akan reda walaupun hanya sesaat. Jika peperangan itu telah berakhir, dia melihat serangan menakutkan dari pasukan – pasukan penyakit dan virus yang menghantam tubuhnya sehingga dia tidak mendapatkan sesuatu yang akan mencegah penyakit – penyakit itu, karena dia menjadikan hatinya sebagai markas militer untuk penyakit – penyakit tekanan batin, keresahan dan lain – lain.
Saudaraku tercinta ! Nyalakanlah kehidupanmu hari demi hari! Janganlah memikul kegalauan sebesar bola bumi di atas kepalamu! Berbaik sangkalah kepada Allah! Ketahuilah bahwa Dia menyayangi hamba – hamba-Nya yang bertauhid.
Dari pada memikul kagalauan sebesar dunia, lebih baik. Anda memikul kegalauan agama ini dan berusaha untuk mengajarkan sunnah Nabi SAW kepada seluruh alam. Sebab, ini adalah kegalauan yang wajib dipikul setiap muslim.
Retype by www.penjagaquran.blogspot.com
Kitab : Laa Tahzn Wabtasim li al-Hayaah, Mahmud al-Mishri
0 komentar:
Posting Komentar