Wujud Ikhlas dalam Shalat

Ikhlas merupakan kata kunci untuk mencapai kesuksesan hakiki,  kesuksesan yang  abadi, dan kesuksesan  dalam pandangan Allah.  Hal ini sebagaimana ayat :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (98 : 5)
Melalui kalimat ”Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”,  kita bisa memahami bahwa tindakan penghambaan yang Allah inginkan adalah dengan memurnikan ad-dien (seluruh ajaran yang terkandung dalam Al Quran dan Sunnah),  dan melaksanakan dengan lurus, tanpa mengurangi dan menambahkan.

Lalu, pada kalimat selanjutnya, Allah berfirman : “…dan supaya mereka mendirikan shalat…
Shalat dalam konteks ayat ini adalah, …. simbol dari wujud nyata dari keikhlasan kepada Allah..
Dalam Al Quran, kata-kata shalat seringkali menggunakan kata aqimu, yang berasal dari kata qowama yang bermakna tegak .
Menegakan atau mendirikan shalat, tidak hanya berarti melaksanakan shalat,
tetapi,.. sebagaimana penggunaan kata yang di gunakan, menegakkan shalat adalah bagaimana seorang hamba berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam Shalat dalam kehidupan kesehariannya.
Beberapa contoh sederhana yang bisa kita cermati dala konteks menegakkan nilai shalat seperti..
Shalat di awali dengan bersuci.. hal ini tentunya mengingatkan kita agar senantiasa menjaga kesucian fitrah kita sebagai manusia.. dan..mengingatkan kita,…. bahwa Allah adalah dzat yang Maha Suci… yang hanya menerima hamba-Nya yang suci untuk menghadap kepada-Nya.
Atau seperti pada saat seorang hamba melaksanakan shalat baik pada saat ia melakukannya pada saat berjama’ah atau pada saat sendirian,….
Dalam shalat, apabila ia buang angin yang tidak tertahankan pada saat shalat, tentunya  seseorang akan berhenti dari shalatnya dan mengulang lagi shalat-nya, karena kita semua tahu, buang angin pada saat shalat adalah hal yang membatalkan shalat.
Dalam hal ini, shalat mengajarkan kita untuk senantiasa berlaku jujur. Berlaku jujur pada diri sendiri. Tentunya, berlaku jujur tidak hanya pada saat shalat, tetapi yang  perlu menjadi perhatian adalah mewujudkan perilaku jujur pada saat setelah shalat. Berlaku jujur dalam setiap perilaku, dalam setiap keadaan, baik dalam berbicara, dalam berdagang,  dan dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Shalat di akhiri dengan salam ke kanan dan ke kiri,… ucapan salam mengandung do’a.  Dan pada saat kita mengakhiri shalat, kita mendo’akan mereka yang ada di kanan dan kiri kita. Salah satu makna dari hal ini adalah, sebagaimana sabda Rasulullah :
“Seorang muslim sejati adalah ketika manusia selamat dari lisan dan tangannya, dan mu’min sejati, adalah ketika manusia merasa aman darinya atas harta dan darahnya” (HR Ahmad : 8575)
Artinya, seseorang yang mengakhiri salam dalam shalatnya, hendaknya menegakkan do’a yang ia setelah selesai melaksanakan shalat.  Sebagaimana sabda Rasulullah saw, maka ia tidak akan mencelakakan orang lain dengan lisan dan tangannya.
Lisan…adalah segala ucapan yang dapat menyakitkan hati atau mencelakakan orang lain, sedangkan tangan yang dalam kaidah bahasa arab sering di identikan dengan kekuasan atau perbuatan, dalam hadits ini di tujukan kepada semua perbuatan yang dapat kita lakukan sesuai dengan kekuasaan yang kita miliki.
Tentunya..begitu banyak pelajaran bisa kita ambil dari shalat yang Allah ajarkan kepada kita, apa yang disampaikan tadi hanyalah beberapa contoh kecil.. dari bagaimana seharusnya seseorang  ‘mendirikan’ shalat, agar kita tidak menjadi orang yang celaka sebagaimana firman-Nya :
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,” (107 : 4)
Kelalaian dalam ayat ini, tidak hanya berkaitan dengan pelaksaan dan waktu, tetapi yang lebih penting lagi adalah kelalaian dalam menegakkan nilai-nilai yang terkadung dalam shalat.
Shalat yang merupakan wujud dari keikhlasan kepada Allah, Keikhlasan kepada Allah, tidak hanya tertanam dalam qolbu seseorang, yang lebih penting lagi adalah mewujudkannya dengan melakukan shalat dan menegakkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Wallahu ‘alam.

0 komentar:

Posting Komentar

 free web counter Counter Powered by  RedCounter

About this blog

Semoga media ini bisa menambah timbangan amalku di akhirat kelak, Amiin Ya Rabbal 'alamiin. kirimkan kritik dan saran ke alamat penjagaquran@gmail.com

Buletin Jum'at

Fatwa Rasulullah

Doa dan Dzikir Rasululah SAW

Biografi Tokoh

1 day 1 ayat

Download


ShoutMix chat widget
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku